Tanggulangi Banjir, Bupati Mojokerto Resmikan Jembatan Pertanian Desa Tempuran Sooko

Ikfina Fahmawati, Bupati Mojokerto meresmikan jembatan pertanian desa Tempuran kecamatan Sooko, Jumat (26/1) pagi. Peresmian jembatan di aliran sungai Avour Jombok itu dilakukan sebagai upaya pemerintah untuk menanggulangi banjir yang kerap melanda desa tersebut.

Jembatan yang diresmikan ialah jembatan usaha tani milik desa yang kerap menjadi penyebab terjadinya banjir di Tempuran. Peresmian jembatan itu dilakukan langsung oleh bupati Ikfina dan didampingi oleh kepala dinas DPMD Kabupaten Mojokerto, Kabag Administrasi Pembangunan, Forkopimca Sooko dan Kepala Desa Tempuran.

“Akhirnya kita bisa membuat jembatan pertanian Tempuran ini lebih baik dari jembatan sebelumnya, dan semoga dengan adanya jembatan yang baru ini masalah banjir di desa Tempuran bisa segera teratasi,” Ucap Bupati Ikfina pada sambutannya.

Banjir di desa tersebut memang menjadi masalah serius terutama bagi para petani, karena lahan dan kawasan sawah di daerah itu posisinya lebih rendah daripada sungai. Sehingga saat volume air naik, maka areal sawah bisa dipastikan terendam dan terancam gagal panen.

“Kondisi jembatan yang dulu itu pendek dan dangkal, menyumbat aliran sungai, jadinya sedimen dan eceng gondok yang berada dalam sungai tersangkut, dan membanjiri sawah dan pemukiman warga Tempuran, maka dari itu jembatan ini kami tinggikan, agar terbebas dari banjir dan masih bisa difungsikan sebagai satu-satunya akses bagi petani di desa Tempuran,” jelasnya.

Orang nomor satu dilingkup Pemkab Mojokerto ini  juga menyampaikan komitmennya untuk membebaskan Desa Tempuran dari ancaman banjir tahunan.

“Kami sudah mengundang sekaligus berkoordinasi dengan kepala Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Brantas untuk membahas bagaimana caranya agar Tempuran ini tidak banjir lagi, karena jujur saya tidak ingin lagi Desa Tempuran ini banjir lagi,” tegasnya.

Pada akhir sambutannya, ia berharap eceng gondok yang berada di sepanjang sungai bisa dimanfaatkan dan diolah menjadi sesuatu yang bernilai jual.

“Bapak-ibu, eceng gondok ini kalau mau dimanfaatkan, bisa jadi uang, asal satu syaratnya, mau bekerja keras. Yang paling mudah, eceng gondok ini bisa dimanfaatkan sebagai anyaman untuk packing atau kemasan makanan. Jadi mari, khususnya warga Tempuran dan Ngingasrembyong untuk mulai memanfaatkan eceng gondok sebagai salah satu mata pencaharian tambahan,” pungkasnya. (dskm/gk/mjf)

Pedagang Tambah Stok Buah di Tengah Meningkatnya Permintaan Saat Ramadan

Baca juga :