Hingga akhir 2023, Kota Mojokerto telah menangani 400 lebih pasien pengidap HIV/AIDS. Untuk mengoptimalkan penanganan, seluruh puskesmas ditunjuk untuk melayani pengobatan dan membantu rumah sakit (RS).
Ika Puspitasari, Wali Kota Mojokerto mengatakan, berbagai upaya telah dilakukan Pemkot Mojokerto untuk menekan penyebaran HIV/AIDS.
“Salah satunya dengan menggandeng komunitas agar mengedukasi masyarakat yang berisiko untuk memeriksakan diri maupun memotivasi orang dengan HIV (ODHIV) dan orang dengan AIDS (ODHA) agar mau berobat,” ujarnya.
Berdasarkan data, pasien HIV/AIDS yang berobat di Kota Mojokerto sebanyak 400 lebih. Namun, sebagian besar merupakan warga yang berdomisili di luar daerah. Yang dari Kota Mojokerto ada 116 orang.
Fasilitas kesehatan (faskes) yang menangani layanan bagi ODHIV dan ODHA saat ini telah diperluas. Jika selama ini hanya di RSUD dr Wahidin Sudiro Husodo, kini pelayanan juga dibuka di RS Gatoel dan seluruh puskesmas di Kota Mojokerto. (mjf/gk)