Periode 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) merupakan periode penting dalam pengasuhan, yang dimulai dari ibu hamil sampai anak berusia 2 tahun. Periode ini merupakan periode yang kritis karena dalam periode ini otak anak sedang berkembang dengan sangat pesat.
“1000 HPK ini adalah masa dimana organ tubuh anak berproses menuju perkembangan sempurna. Jadi asupan gizi harus benar-benar tercukupi, agar anak terbebas dari stunting,” ungkap Bupati Mojokerto Ikfina Fahmawati, saat memberikan edukasi pentingnya 1000 HPK, yang dikemas dalam agenda Talk Show Internalisasi Pengasuhan Balita dalam rangka penurunan stunting di Kabupaten Mojokerto, yang berlangsung di Pendopo Graha Maja Tama (GMT) Pemkab Mojokerto, Kamis (12/10) siang.
Salah satu yang perlu diperhatikan, lanjut Ikfina, pemberian ASI eksklusif kepada anak. Selain itu, stimulus kepada anak di 1000 HPK ini harus sangat diperhatikan.
“ASI eksklusif ini penting karena itu salah satu asupan gizi untuk anak. Anak harus terus diberikan stimulus yang positif dan diajarkan kebiasaan baik, karena satu tahun pertama ini perkembangan otak anak berkembang sangat pesat,” jelasnya.
Salah satu keuntungan jika 1000 HPK ini dilakukan dengan tepat, Ikfina menambahkan, selain gizi anak terpenuhi untuk mendukung penyempurnaan organ dalam, juga untuk membentuk sistem daya tahan tubuh anak.
“Sistem daya tahan tubuh anak saat besar nanti, itu tergantung pembentukan sistem daya tahan tubuh saat 1000 HPK. Kalau saat kecil daya tahan tubuh anak ini terbentuk dengan baik, maka saat dewasa nanti, si anak ini akan memiliki daya tahan tubuh yang lebih unggul,” tuturnya.
Tak hanya 1000 HPK saja, Bupati Ikfina juga menyinggung perlakuan yang benar pada janin yang harus dilakukan orang tua saat hamil.
“Sebelum bayi ini lahir, bukan berarti kita harus berhenti memberikan pelajaran kepada si bayi, mulai dari janin, ini harus sudah kita beri kebiasaan-kebiasaan baik yang nantinya akan mendukung perlakuan benar orang tua saat 1000 HPK,” imbuhnya.
Dengan memberikan edukasi pentingnya 1000 HPK ini, Bupati Ikfina berharap kedepannya, Kabupaten Mojokerto akan terbebas dari stunting yang memang saat ini menjadi konsentrasi nasional.
“Penanganan stunting melalui intervensi spesifik dan sensitif terus dilakukan secara simultan dan konvergen oleh semua pihak antar pemerintah, swasta, lembaga pendidikan, serta masyarakat. Sehingga angka stunting berhasil turun sebesar 21,6 persen (2022) secara nasional.sedangkan di Kabupaten Mojokerto telah berhasil menurunkan 11,6 % tahun 2022,” pungkasnya. (dis/mjf/ram)