Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Mojokerto memperkenalkan program dapur sehat atasi stunting (DHASAT) sebagai salah satu upaya dalam melaksanakan percepatan penurunan stunting di Kabupaten Mojokerto.
Program yang diinisiasi oleh Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Jawa Timur tersebut, dilaksanakan di Pendapa Desa Domas, Kecamatan Trowulan. yang menyasar ibu hamil, ibu balita, dan keluarga beresiko stunting.
pelaksanaan program DHASAT yang berbasis pemberdayaan masyarakat dalam upaya percepatan penurunan stunting melalui pemenuhan gizi seimbang terhadap para ibu hamil, ibu yang memiliki balita, hingga pada keluarga resiko stunting tersebut, dilaksanakan dengan mengoptimalkan sumberdaya bahan pangan lokal.
Selain itu, pelaksanaan program DHASAT telah dimulai sejak tahun 2021 lalu dan banyak didukung berbagai Kementerian, lembaga, dunia usaha, dan perguruan tinggi. juga melaksanakan demo masak dengan mengolah berbagai sumber makanan yang kaya gizi seperti ikan kembung, daging, ayam, udang telur, sayur bayam, sayur kangkung, singkong, mie, pasta, dan roti.
Bupati Mojokerto Ikfina Fahmawati juga menyerahkan secara simbolis bantuan sosial berupa beras 5 kg, minyak 2 liter, dan 1 paket telur ayam kepada ibu balita dan ibu hamil kategori keluarga beresiko stunting.
Pada pelaksanaan program DHASAT juga turut dihadiri, Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Timur, Maria Ernawati, Kepala DP2KBP2 Kabupaten Mojokerto Sugeng Nuryadi, Kepala Dinas Sosial Kabupaten Mojokerto Try Raharjo Murdianto, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Mojokerto dr. Ulum Rokhmat, Kepala Bappeda Kabupaten Mojokerto, Bambang Eko Wahyudi, jajaran Forkopimca Trowulan, dan kepala Desa Domas.
Dalam arahannya, Bupati Ikfina mengungkapkan, bahwa dampak stunting sangat mempengaruhi terhadap kualitas sumber daya manusia (SDM). dimana stunting tersebut, menyebabkan tingkat kecerdasannya dibawah 20 persen dari rata-rata ketika dewasa kelak. karena proses pertumbuhan otak selasai ketika anak usia 5 tahun.
“Jadi kalau anaknya kurang gizi dan sering sakit maka kemudian perkembangan otaknya ini akan terganggu dan tidak bisa maksimal,” ucap Ikfina, Kamis (14/9) pagi.
Bupati Ikfina juga menjelaskan, penyebab balita stunting itu, diakibatkan dari kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang, maka untuk menanggulangi hal tersebut, Bupati Ikfina menjelaskan, dalam memberikan makanan untuk anak harus ada zat pembangun.
“Harus ada zat pembangun, seperti ikan, ayam, daging, susu, telur. Jadi setiap kali makan harus ada salah satu dari zat pembangun,” jelasnya.
Selain itu, dalam menanggulangi stunting di Bumi Majapahit, orang nomor satu dilingkup Pemerintah Kabupaten Mojokerto juga menegaskan, agar para ibu memberikan asi ekslusif selama 6 bulan.
“Jadi bayi diberi ASI eksklusif itu matanya berbinar-binar, kalau ibunya sakit pilek atau batuk tidak gampang sakit karena dia minum ASI ibunya ada zat kebal dan itu tidak didapatkan di susu formula,” ujarnya.
Bupati Ikfina juga berharap, kegiatan DHASAT dapat memberikan manfaat bagi masyarakat dan kedepannya diharapkan masyarakat juga dapat menyebarkan informasi pelaksanaan kegiatan ini.
“Mudah-mudahan bermanfaat apa yang telah kita bicarakan bersama, bahwa kegiatan ini nanti ada sinyal, kita bergerak cepat dan kegiatan ini akan ada hasilnya kalau anda semuanya mengajak yang lain karena ini pemberdayaan. harus bergerak bersama-sama,” harapnya.
Sementara itu, Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Timur, Maria Ernawati mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada pemerintah Kabupaten Mojokerto yang telah berupaya dalam menurunkan angka stunting diwilayahnya.
“Dimana dari SSGI di tahun 2021 yang posisinya 27,4 persen dan pada tahun 2022 berkurang banyak lebih dari 15 poin yang sekarang sudah mencapai 11,6 persen yang sudah jauh dibawah rata-rata provinsi apalagi nasional,” ujarnya.
Terkait pelaksanaan kegiatan ini, Maria Ernawati menjelaskan, bahwa kegiatan ini menjadi salah satu upaya dalam menurunkan angka stunting di Indonesia, karena kedepannya, negara Indonesia ingin merubah statusnya dari negara berkembang menjadi negara maju.
“Oleh karena itu, yang kita persiapkan dari sekarang adalah bagaimana SDM kedepannya unggul dan berkualitas dan tentu pada hari ini kita akan bersama-sama untuk bagaimana persoalan stunting dan mengatasi kekurangan gizi,” pungkasnya. (dis/mjf/ram)