Menuju Penghapusan Kemiskinan Ekstrem 2024, Ini Strategi Wali Kota Mojokerto

Wali Kota Mojokerto Ika Puspitasari menjadi salah satu narasumber utama dalam “Forum Akademik: Menuju Penghapusan Kemiskinan Ekstrem 2024” yang digelar oleh Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK), di Aula Fadjar Notonagoro, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Airlangga, Surabaya, Rabu (6/9/2023).

Dalam forum tersebut, ia memaparkan perihal Upaya Penerapan Penghapusan Kemiskinan di Kota Mojokerto. Dimana Kota Mojokerto dinilai berhasil menurunan angka kemiskinan, hingga termasuk dalam kategori sangat rendah dibanding Jawa Timur dan Nasional.

“Data rilis BPS November 2022, sudah 5,98%. Sudah ada penurunan karena di Kota Mojokerto, kami mengupayakan ada berbagai program yang menyasar masyarakat miskin melalui Inkubasi Wirausaha dengan strategi 4P,” ujar wali kota.

Presentase tersebut setara dengan 7880 jiwa. Sementara, perlu diketahui, presentase penduduk miskin Jawa Timur berada di angka 11,16% dan Nasional sebesar 10,03%.

Lebih lanjut, sosok yang akrab disapa Ning Ita ini menyebut, untuk Penduduk Miskin Ekstrem tahun 2022 Kota Mojokerto sebanyak 1,10% setara dengan 1.450 jiwa (379 KK). Kondisi demikian membuat pihaknya optimis dapat mewujudkan arahat presiden, yaitu 0% kemiskinan ekstrem (extreme poverty) pada 2024.

Untuk itu, langkah awal yang dilakukan yaitu memvalidasi data kemiskinan. Mengingat terdapat tiga jenis data yang perlu dipadankan dan difiltrasi, yaitu P3KE (Pensasaran Percepatan Penghapusan Kemiskinan Ekstrem), DTKS (Data Terpadu Kesejahteraan Sosial) dan rilis BPS.

“Kota Mojokerto sudah memiliki satu data terkait kemiskinan BNBA (By Name By Address) yang sudah diintegrasikan dengan Satu Data Kota Mojokerto. Sehingga dapat dimanfaatkan oleh perangkat daerah lain, selain Dinas Sosial,” tutur Ning Ita.

Validasi data tersebut menjadi langkah penting, untuk memastikan agar program yang diusung tepat sasaran. Dimana secara garis besar, terdapat tiga upaya, yaitu mengurangi beban pengeluaran, meningkatkan pendapatan, dan mengurangi kantong kemiskinan, yang kemudian diturunkan menjadi 48 jenis program.

Sebagai informasi, dalam forum akademik di hadapan ratusan yang hadir baik luring ataupun daring ini, Ning Ita juga bersanding dengan sejumlah pembicara lainnya, mulai dari akademisi, Bappeda provinsi Jatim, hingga tingkat Kementrian. (dskm/mjf/may)

Pedagang Tambah Stok Buah di Tengah Meningkatnya Permintaan Saat Ramadan

Baca juga :