Angka Stunting di Jawa Timur (Jatim) pada tahun 2022 turun di angka 19,2 persen. Jumlah ini berada di bawah standard WHO yakni 20 persen.
Penurunan itu diperoleh karena upaya-upaya yang dilakukan oleh Pemprov Jatim. BPS Jatim mencatat, pada 2022 persentase bayi usia s/d 6 bulan yang mendapat ASI eksklusif berjumlah 69,72 persen.
Kemudian, persentase bayi baru yang lahir mendapat Inisiasi Menyusui Dini (IMD) sebesar 69,22 persen. Sehingga tak heran, capaian penurunan stunting di Jatim ada di angka 19,2 persen.
“Alhamdulillah, karena kepedulian sesama inilah Bumi Majapahit bisa menurunkan stunting cukup signifikan,” kata Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa ditulis Selasa (8/8/2023).
Khofifah pun menekankan pentingnya peran ibu dalam memberikan ASI Eksklusif sebagai salah satu upaya untuk menurunkan prevalensi stunting dan meningkatkan kualitas SDM.
Pemberian ASI Eksklusif sampai 6 bulan, kata dia, menjadikan anak kuat dan sehat, serta membantu pemberian kecukupan gizi. “Tentunya membantu mencegah stunting, tumbuh kembangnya sehat dan mereka menjadi SDM berkualitas,” lanjutnya.
Di lingkungan Pemprov Jatim pun, Khofifah sudah menyediakan ruang laktasi di tempat kerja dan fasilitas umum. “Ini dukungan terhadap para ibu yang bekerja agar tetap bisa memberikan ASI ekslusif,” pungkasnya.
Hal itu telah dibuktikan dengan adanya sebanyak 3.271 Kelompok Peduli ASI (KP-ASI), 1.632 Konselor ASI, dan 961 ruang laktasi yang tersebar di 38 kabupaten/kota di Jatim. (bjt/gk/ram)