Wali Kota Mojokerto Ika Puspitasari mengapresiasi berbagai pihak yang telah bersinergi dalam upaya meminimalisir angka TBC di Kota Mojokerto. Hal tersebut diungkapkan dalam peringatan Hari Tuberkulosis (TB) Sedunia di Balai RW Balongrawe, Kelurahan Balongsari, Selasa (21/3/2023).
“Kalau kita berupaya maksimal, itu ternyata banyak sekali kasus TBC di sekitar kita. Dan saya mengapresiasi, jajaran Dinkes, kecamatan, kelurahan, kader, RT/RW, untuk mencari, menemukan, bukan menyembunyikan,” tegas wali kota.
Upaya tersebut yaitu dengan gencar melakukan skrining masif kepada masyarakat. Berkat upaya tersebut ditemukan fakta adanya kenaikan kasus terduga TBC.
Meski menyayangkan, wali kota tetap optimis. Mengingat, tujuan akhirnya adalah bagaimana meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Dengan menunjukkan fakta adanya kenaikan, diharapkan masyarakat juga memiliki kesadaran.
“Kuncinya bukan pada para kader, para tegaga medis, tapi juga para pengidap TB itu sendiri,” ungkap wali kota yang akrab disapa Ning Ita ini.
Sebab, dalam pengobatan TB, perlu dilakukan pengobatan secara rutin selama 6-9 bulan. Jika tidak patuh, hasilnya menjadi Tb MDR (tuberkolosis multidrug-resistant). Yaitu jenis tuberkulosis yang kebal terhadap obat.
Sementara, selain skrining, Plt Kepala Dinas Kesehatan P2KB dr. Farida Mariana, M.Kes, menyebut jika upaya penanganan dilakukan dengan TOSS TBC.
“Tidak berhenti di skrining, tapi juga kita lakukan TOSS TBC, yaitu Temukan TBC Obati Sampai Sembuh. Yang tentunya ini butuh kerjasama lintas sektor. Jadi, mohon kerjasamanya,” ujarnya. (dis/kot/gk/may)