Gempa dahsyat berkekuatan M 7,7 mengguncang Turki dan Suriah pada Senin dini hari pukul 04.17, waktu setempat. Selama 24 jam usai gempa perdana, Turki diguncang 100 gempa susulan, termasuk gempa berkekuatan 7,5 di tengah upaya pencarian dan penyelamatan pada Senin sore.
Kejadian itu mengakibatkan jumlah korban terus melonjak. Per Rabu (8/2) dini hari, jumlah korban jiwa dari bencana alam itu sedikitnya 7.266 orang.
Menteri Kesehatan Turki Fahrettin Koca mengatakan dalam konferensi pers pada Selasa kemarin jumlah korban jiwa di Turki meningkat menjadi 5.434 korban jiwa.
Menurut Koca, setidaknya 31.777 orang terluka di Turki akibat gempa tersebut.
Sementara itu, total korban jiwa di Suriah menembus 1.832 orang. Jika dirinci, organisasi sukarelawan Suriah Helm Putih – juga dikenal sebagai Pertahanan Sipil Suriah – memperbarui jumlah korban tewas di Suriah barat laut menjadi 1.020 di daerah yang dikuasai oposisi.
Sesuai media pemerintah Suriah, setidaknya 812 orang tewas di daerah yang dikuasai pemerintah. Ini membuat total korban tewas di Suriah menjadi setidaknya 1.832.
Secara keseluruhan, korban luka-luka akibat gempa tersebut menembus 35.626 orang di kedua negara.
Jumlah korban masih akan berubah mengingat upaya penyelamatan warga dari puing-puing masih dilakukan.
Upaya penyelamatan terhambat oleh badai salju musim dingin yang menutupi jalan-jalan utama dengan es dan salju. Para pejabat mengatakan gempa membuat tiga bandara utama di daerah itu tidak dapat beroperasi, sehingga mempersulit pengiriman bantuan vital.
Selang sehari, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengumumkan status darurat bencana selama tiga bulan usai gempa mengguncang negaranya. Status darurat itu berlaku di 10 provinsi yang akan dinyatakan sebagai bagian dari zona bencana gempa.
Erdogan juga menegaskan bakal mengirim lebih dari 50 ribu personel penyelamat ke daerah terdampak. Selain itu, pemerintah setempat mengalokasikan 100 miliar lira atau setara Rp80 triliun untuk dana bantuan. (cnn/gk/may)