JOMBANG – Peristiwa yang cukup menegangkan terjadi di sebuah perahu penyeberangan Joko Tingkir, di Sungai Brantas, di Desa Megaluh, Kecamatan Megaluh, Jombang.
Saat itu, perahu kayu ini membawa satu unit Mobil Avanza dan sepeda motor serta satu keluarga yang akan menyebrang dari kawasan Jatikalen, Nganjuk menuju Megaluh, Jombang.
Saat tiba di tengah sungai, tiba-tiba datang arus air yang cukup besar hingga baling-baling mesin perahu patah tersangkut sampah. Akibatnya, pendorong perahu tak berfungsi dan perahu pun terbawa arus hingga 700 meter. Penumpang yang berada di atas perahu pun panik.
Diantaranya adalah Mustain, warga Desa Dawuhan, Kecamatan Jatikalen, Kabupaten Nganjuk, pemilik mobil Avanza yang saat itu bersama istri dan anaknya yang baru berusia 1,5 tahun.
Mustain menceritakan, saat itu Sabtu (19/11/2022) sekitar pukul 07.30 dia bermaksud mencari sarapan ke Mengalih Jombang, lalu dia menyeberang dengan perahu Joko Tingkir. “Saya mau ke Megaluh, mau cari sarapan,” katanya.
Tiba-tiba saat di tengah sungai, mesin perahu mati karena baling-balingnya patah terkena sampah, dan perahu pun hanyut terbawa arus. Dan semua yang di atas perahu merasa panik.
“Jalan sampai separuh mati mesin, terus nyalakan mesin satunya terus mati sampai hanyut. Istri panik anak juga panik,,” ungkapnya.
Untung saja penumpang berhasil dievakuasi teman perahu lainnya, dan perahu yang membawa mobil serta motor juga berhasil didorong ke pinggir dan berhenti di tengah sungai, di Dusun Bunder, Desa Gebangbunder, Kecamatan Plandaan, Jombang.
Aipda Mahmud, Kanit Reskrim Polsek Jatikalen, Kabupaten Nganjuk, mengatakan, hanyutnya kapal berpenumpang 3 orang dewasa dan satu orang balita dengan membawa mobil Avanza dan sepeda motor itu karena ada kiriman air dari sungai Widas. “Air tersebut membawa banyak sekali kotoran atau sampah,” ungkapnya.
Dan atas adanya peristiwa ini, aktivitas penyebrangan dilakukan penutupan untuk sementara waktu sambil menunggu air sungai brantas surut.(tim/say)