Tradisi Unik Saat Gerhana Bulan Total Di Indonesia

Gerhana bulan total mulai terlihat jelas di berbagai wilayah di Indonesia, di antaranya Flores, Situbondo dan Jombang. Sejumlah warga melakukan berbagai tradisi yang berbeda di setiap wilayah, Selasa, (8/11/2022).

Wilayah Flores, NTT merupakan salah satu wilayah dengan fenomena gerhana bulan total yang cukup jelas terlihat dengan mata telankang. Permukaan bulan mulanya berwarna jingga, lalu mulai terlihat jelas pada pukul 19.07 WITA, gerhana tersebut terus terlihat hingga pukul 20.00 WITA. Sejumlah warga tampak senang dan antusias menikmati fenomena alam langka tersebut.

Sementara itu di Situbondo, Jawa Timur, gerhana bulan juga terlihat dengan jelas. Namun, warga di Desa Sumberkolak menyambut fenomena alam tersebut dengan tradisi. Para warga meminta anggota keluarga yang hamil untuk menyaksikan langsung fenomena alam tersebut. Warga percaya, wanita hamil yang menyaksikan gerhana akan lancar dalam proses persalinan.

Puluhan warga di Jombang, Jawa Timur, juga menyambut gerhana bulan total dengan tradisi tabuh lesung atau alat penumbuk padi. Tradisi yang digelar turun temurun itu dilakukan oleh kaum perempuan dengan memakai baju kebaya. Menurut warga, tradisi tersebut sebagai bentuk rasa syukur warga lantaran percaya fenomena gerhana bulan bisa mendatangkan kemanfaatan bagi warga dan alam.

Tradisi unik turun temurun dari nenek moyang Tabuh lesung saat gerhana bulan terus dilestarikan oleh warga Desa Munungkerep, Kecamatan Kabuh, Kabupaten Jombang. Selasa (8/11/2022) malam mulai dari anak-anak hingga emak-emak sudah berkumpul di halaman rumah, dipilih yang lapang.

Tradisi bergelayut di tiang dan Tabuh lesung pun dimulai. Uniknya lagi, sejumlah emak-emak yang menabuh lesung padi itu, mengenakan pakaian adat kebaya.

Tabuhan lesuh sudah harus dimulai. Gerhana bulan mulai terjadi. Sekira pukul 17.00 – 18.00 WIB bulan sudah tertutup.

Warga lainnya duduk di sekitar, mengelilingi para penabuh lesung. Mereka menonton sembari mendokumentasikan tradisi ini.

Kepala Desa Munungkerep, Sutrismi, menyebutkan, hanya warga Dusun Karanggebang yang masih melestarikan budaya nenek moyang ini.

Dia mengaku sangat senang dan mengapresiasi kegiatan warga melakukan tradisi saat gerhana bulan itu.

Untuk tradisi anak-anak bergelantungan di tiang saat gerhana bulan, dipercaya meninggikan tubuh…

“Kalau harapannya, semoga tradisi ini tetap dilakukan warga. Supaya tidak punah. Semoga diberi kelancaran, berkah, keselamatan buat senua, dijauhkan dari musibah yang sama-sama tidak kita inginkan,” lanjutnya.(gk/maja)

 

Pedagang Tambah Stok Buah di Tengah Meningkatnya Permintaan Saat Ramadan

Baca juga :