Selamat Hari Wayang Nasional 2022

Taukah kamu? Tepat pada hari Senin (7/11/2022) diperingati sebagai Hari Wayang Nasional.

Pada 17 Desember 2018 lalu, Presiden Joko Widodo atau telah menandatangani Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 30 Tahun 2018 tentang Hari Wayang Nasional yang diperingati setiap tahunnya pada 11 November 2022.

Dilansir laman resmi Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) www.kominfo.go.id, wayang merupakan salah satu teater boneka tradisional yang aslinya ditemukan dalam budaya Jawa.

Dalam bahasa Jawa, istilah wayang berarti bayangan atau imajinasi. Wayang juga bisa merujuk pada wayang itu sendiri atau keseluruhan pertunjukan teater.

Saat ini, wayang adalah bentuk teater boneka yang paling kuno dan populer di dunia. Dalam pertunjukan, wayang dimainkan oleh seorang dalang.

UNESCO telah mengakui wayang sebagai salah satu warisan budaya dunia sejak tahun 2003, keren kan?

Banyak orang luar negeri yang sengaja mengunjungi pertunjukan seni wayang saat berkunjung ke Indonesia dan kalian patut berbangga lahir di negara keren ini.

Nah ternyata Indonesia tidak hanya memiliki satu jenis wayang saja yah. Indonesia mempunyai beberapa jenis wayang yang populer di Indonesia.

Apakah kalian pernah menonton pertunjukan salah satu jenis wayang Indonesia? Jika pernah, jenis wayang mana yang pernah kalian tonton? Tapi untuk kalian yang belum pernah menonton pertunjukan wayang atau belum mengetahui jenis-jenis wayang di Indonesia, simak penjelasannya berikut ini:

  1. Wayang Kulit

Wayang Kulit adalah salah satu wayang yang paling popular di Indonesia. Wayang ini dibuat menggunakan kulit yang berasal dari kambing atau kerbau, gagang dan kerangkanya terbuat dari tanduk kerbau.

Ada karakter khas yang disebut Punokawan yang biasanya diperankan dalam Wayang Kulit. Punokawan tersebut ialah Semar, Bagong, Gareng dan Petruk. Punokawan ini berasal dari Jawa.

Wayang Golek dan Klitik

  1. Wayang Golek

Wayang golek adalah hasil perkembangan wayang kulit, dari keterbatasan waktu supaya bisa ditampilkan pada siang atau malam hari. Wayang yang populer di Jawa Barat ini berbentuk tiga dimensi yang terbuat dari kayu. Dialog pada pertunjukkan ini menggunakan bahasa Sunda.

Ada dua jenis wayang golek, yaitu wayang golek papak cepak dan wayang golek purwa. Biasanya, cerita yang dibawakan bersumber dari kitab Mahabarata dan Ramayana, serta tentang religi.

  1. Wayang Klitik

Wayang klitik memiliki bentuk yang hampir mirip dengan wayang kulit, yang membedakan adalah wayang ini dibuat menggunakan kayu.

Disebut wayang klitik karena suara kayu yang bersentuhan di saat wayang digerakan, misalnya saat adegan perkelahian.

Cerita yang biasa dipentaskan wayang ini berasal dari kerajaan-kerajaan Jawa Timur, seperti kerajaan Jenggala, kerajaan Kediri, hingga kerajaan Majapahit yang dipenuhi kisah perseteruan asmara.

  1. Wayang Beber

Wayang beber disebut sebagai jenis wayang yang paling tua di Indonesia. Pertama kali dikenal di Tanah Air pada masa kerajaan Jenggala sekitar 1223 Masehi.

Berbentuk lembaran-lembaran atau beberan yang terbuat dari kain atau kulit lembu, dan dibentuk menjadi tokoh-tokoh wayang.

Apabila tidak dimainkan, wayang bisa digulung. Pertunjukan wayang ini dilakukan dengan membeberkan atau membentangkan layar atau kertas yang berupa gambar. Setiap beberan adalah satu adegan cerita.

  1. Wayang Purwa

Wayang purwa merupakan wayang yang muncul pada zaman pemerintahan raja Airlangga atau pada sekitar abad ke-11.  Raja Airlangga pada saat itu ingin membuat wayang purwa karena sangat menyukai kisah-kisah dan riwayat nenek moyangnya yang tertulis di serat Pustakaraja Purwa.

Jenis seni tradisional yang satu ini terbuat dari kulit kerbau yang berbentuk pipih, kemudian bagian tangan dan kakinya dapat kamu gerakkan, sehingga tampak lebih unik ketika dimainkan.

Wayang purwa memiliki beberapa bentuk gaya, seperti gaya Kasunanan, Mangkunegara, Ngayogjokarto, Banyumasan, Jawatimuran, Kedu, Cirebon, dan berbagai gaya lainnya.(gk/maja)

 

 

Pedagang Tambah Stok Buah di Tengah Meningkatnya Permintaan Saat Ramadan

Baca juga :