Banyaknya tenaga pendidik yang pensiun setiap tahun membuat Dinas Pendidikan (Dispendik) Kabupaten Mojokerto khawatir pelayanan kegiatan belajar di sekolah kurang optimal. Terlebih, jumlah guru yang masuk tak sebanding dengan guru yang pension.
Ardi Sepdianto, Plt Kepala Dispendik Kabupaten Mojokerto mengatakan, perbandingan antara jumlah satuan pendidikan formal dengan ketersediaan guru yang ada saat ini masih kurang. Berdasarkan data pokok pendidikan (dapodik), kekurangan ini terjadi di jenjang SD maupun SMP negeri.
’’Kekurangan guru di SD dan SMP, masih banyak. Karena memang jumlah lembaganya banyak tapi tenaganya yang minim,’’ ujarnya.
Ardi mencontohkan, kekosongan formasi guru di jenjang SMP Negeri cukup banyak. Tahun ini, Dispendik masih membutuhkan sebanyak 484 formasi guru mapel di 41 lembaga satuan pendidikan.
’’Kalau yang guru mengacu jumlah rombongan belajar (rombel) dari 41 SMP Negeri, kekurangannya masih ada 484 guru mapel. Karena di SMP kan ada 14 mapel,’’ ungkapnya.
Sedangkan untuk di jenjang SD, jumlah kekurangan guru sementara ini, mencapai 1.797 orang. Namun, angka tersebut masih bisa berubah. Karena saat ini, Dinas Pendidikan masih melakukan pemetaan dan pendataan dan kekosongan formasi guru di 380 SD secara menyeluruh.
“Saat ini masih kami kroscek ulang di lapangan dan baru menyasar delapan kecamatan. Masih ada sepuluh kecamatan yang masih belum kami tuntaskan,” pungkasnya.(tim/ADV)