Kedatangan Presiden Di Mojokerto Di Sambut Demo Galian C.

Kedatangan Presiden Republik Indonesia Joko Widodo ke Mojokerto disambut oleh demo keresahan dan penolakan banyaknya aktivitas tambang oleh warga di Dusun Seketi, Desa Jatidukuh, Kecamatan Gondang, Kabupaten Mojokerto.

Warga berharap, banyaknya aktivitas galian C di Kabupaten Mojokerto ini bisa mendapatkan penyikapan. Lantaran berimbas terhadap kerusakan lingkungan.

Diketahui, pada Senin (10/10/2022) Presiden Republik Indonesia Joko Widodo dijadwalkan melakukan kunjungan di Kecamatan Gedeg, Kabupaten Mojokerto dalam Agenda Revitalisasi Industri Gula Nasional Untuk Ketahanan Pangan Dan Energi.

Aksi penolakan galian C ini diketahui dilakukan oleh warga pada Senin (10/10/2922) sekitar pukul 09.00 WIB. Puluha warga di Dusun Seketi, Desa Jatidukuh, Kecamatan Gondang, Kabupaten Mojokerto mengelar aksi di salah satu lokasi tambang sembari membentangkan sejumlah spanduk tuntutan.

Mulai dari “Yang terhormat Pak Jokowi, tolong!! Tanah kami dirusak, kami dicekik, masa depan anak cucu kami terancam”; “Lingkunganku, Tanahku, hancur karena keserakahanmu”; hingga “Kalo gini sopo tanggung jawab”. Aksi itu dipicu kekecewaan warga lantaran selama ini belum ada tindakan pasti dari pemerintah daerah maupun aparat penegak hukum (APH).

Sumartik, perwakilan warga setempat mengatakan, aksi kali ini dilakukan lantaran warga sudah resah akan menjamurnya galian C di Kabupaten Mojokerto yang disebut merusak lingkungan.

Terlebih, sehari sebelumnya pagar rumah salah seorang warga di Kecamatan Gondang ambrol diduga imbas adanya tambah galian C hingga tergerus galian saat hujan tiba.

“Kemarin pagar beton milik Pak Daeri ambrol. Itu di timur galian milik Widi Sulton ini. Jadi permasalahan karena aktivitas tambang di wilayah Gondang ini belum selesai,” sebutnya.

Apalagi, hingga kini tidak ada ketegasan oleh pemerintah daerah dalam penyikapan banyaknya lokasi tambang di Kabupaten Mojokerto.

“Selama ini tidak ada ketegasan dari pemerintah daerah dan APH. Kami meminta Pak Jokowi menindak lanjuti kerusakan lingkungan akibat galian di Mojokerto. Terutama di ring selatan Mojokerto,” ungkapnya.

Selain melakukan aksi di lokasi tambang, warga  turut melayangkan surat terbuka untuk presiden. Mereka meminta orang nomor satu itu menyelamatkan warga dari krisis lingkungan. Yang menyertai setiap aktivitas galian C.

“Kami memohon selamatkan kami dari ancaman krisis lingkungan. Baik dari bahaya longsor hingga kekeringan air bersih yang ditimbulkan dari adanya tambang legal maupun ilegal,” bebernya.

Menurut Sumartik, adanya surat terbuka itu sekaligus memberitahu presiden. Terkait kondisi lingkungan yang terimbas penambangan di Mojokerto. Sekaligus agar segera ada tindakan tegas untuk permasalahan lingkungan tersebut.

Terlebih hal ini juga berdampak langsung terhadap para petani yang lahan dan sumber airnya turut rusak. Bahkan, lanjut Sumartik, kerap kali adanya aktivitas tambang menyulut konflik internal di kelompok masyarakat.

“Jalan desa rusak parah setelah dilewati dump truk (kendaraan tambang). Bahkan, (adanya tambang) mengakibatkan konflik sosial antara pekerja dengan warga. Tidak jarang pekerja tambang itu juga warga sekitar sendiri,” tandasnya.(FAD/RAB)

Pedagang Tambah Stok Buah di Tengah Meningkatnya Permintaan Saat Ramadan

Baca juga :