Penghargaan tertinggi yang diberikan pemerintah pusat melalui BKKBN tersebut, diberikan atas komitmen dalam rangka pembangunan kependudukan, pelaksanaan keluarga berencana, dan penurunan angka stunting di daerah.
Ditemui usai menerima penghargaan tersebut, Wali kota yang akrab disapa Ning Ita ini mengatakan bahwa semua pencapaian atas tiga indikator atau bidang tersebut adalah hasil kerja keras bersama seluruh pihak terkait.
Berdasarkan laporan Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) oleh Kementrian Kesehatan tahun 2021, Kota Mojokerto tercatat sebagai kota dengan nilai prevalensi balita stunted paling rendah di Jawa Timur yakni sebesar 6.9 persen.
Sebagai informasi, nilai prevalensi stunting di Kota Mojokerto telah menunjukkan tren penurunan dari tahun ke tahun.
Pada tahun 2018, tercatat sebesar 9.95 persen, tahun 2019 menjadi 9.04 persen, memasuki tahun 2020 angka tersebut kembali turun menjadi 7.71 persen, hingga pada tahun 2021 turun menjadi 6,9 persen.