Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI) memprediksi, tahun politik tak akan mempengaruhi industri roda dua di Tanah Air. Sebab, kata AISI, ada faktor lain yang justru lebih perlu diperhatikan.
Sigit Kumala selaku Ketua Komersial AISI mengatakan, pihaknya telah belajar dari tahun politik yang sudah-sudah. Dia mengklaim, pada dua periode Pemilu sebelumnya, industri sepeda motor di Indonesia masih baik-baik saja.
“Dari pengalaman 2014 dan 2019 sih nggak banyak pengaruh ya,” ujar Sigit saat ditemui awak media di bilangan Tangerang Selatan, seperti yang dikutip dari oto.detik.com.
Menurut Sigit, ada faktor lain di luar politik yang bisa mempengaruhi industri roda dua di Indonesia, yakni ekonomi seperti inflasi dan harga pangan. Sebab, pada kondisi tersebut, minat konsumen membeli kendaraan baru akan menurun.
“Faktor ekonomi yang lebih berpengaruh, (inflasi dan harga pangan) justru yang membuat kita lebih takut. Kalau kebutuhan pokok naik, konsumen kan pasti mikir (untuk membeli kendaraan baru),” ungkapnya.
Melemahnya Rupiah
Di kesempatan yang sama, Sigit turut bicara soal melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat. Kondisi tersebut menjadi yang terburuk selama setahun terakhir. Meski demikian, AISI menegaskan, dampaknya terhadap industri tak akan instan.
“Kalau di industri, pelemahan rupiah itu kalau yang kita lihat tidak langsung memberikan dampak. Jadi dampaknya (baru terasa) tiga bulan ke depan,” terangnya.
Menurut Sigit, ada faktor lain di luar politik yang bisa mempengaruhi industri roda dua di Indonesia, yakni ekonomi seperti inflasi dan harga pangan. Sebab, pada kondisi tersebut, minat konsumen membeli kendaraan baru akan menurun.
“Faktor ekonomi yang lebih berpengaruh, (inflasi dan harga pangan) justru yang membuat kita lebih takut. Kalau kebutuhan pokok naik, konsumen kan pasti mikir (untuk membeli kendaraan baru),” ungkapnya.
Melemahnya Rupiah
Di kesempatan yang sama, Sigit turut bicara soal melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat. Kondisi tersebut menjadi yang terburuk selama setahun terakhir. Meski demikian, AISI menegaskan, dampaknya terhadap industri tak akan instan.
“Kalau di industri, pelemahan rupiah itu kalau yang kita lihat tidak langsung memberikan dampak. Jadi dampaknya (baru terasa) tiga bulan ke depan,” terangnya.
Menurut Sigit, jika trennya terus memburuk di masa depan, maka harus ada diskusi lebih lanjut soal biaya produksi kendaraan. Bukan tak mungkin ada penyesuaian harga jual.
“Tapi kan selama tiga bulan itu pasti ada naik-turunnya. Kalau trennya naik terus, ya pasti kita perlu bicara lagi soal ongkos produksinya,” kata dia. (dtk/gk/mjf)
Sumber : https://oto.detik.com/motor/d-7012129/tahun-politik-diprediksi-tak-pengaruhi-industri-motor-di-indonesia