Bupati Mojokerto Ikfina Fahmawati membuka secara langsung pelaksanaan sosialisasi implementasi Sekolah Ramah Anak (SRA) untuk tenaga pendidik PAUD se-Kabupaten Mojokerto. Pelaksanaan sosialisasi implementasi SRA itu dilakukan untuk mewujudkan pelayanan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) yang berkualitas di Kabupaten Mojokerto.
Kegiatan sosialisasi yang dilaksanakan di Gedung PGRI, Kecamatan Puri, Kabupaten Mojokerto. Juga turut dihadiri Plt Kepala Dinas Pendidikan Ardi Sepdianto, Ketua P2TP2A kabupaten Mojokerto, ketua HP3, ketua HIMPAUDI, ketua IGTKI, serta mengundang narasumber dari Fasilitator Nasional yakni Bekti Prasetyani dan Ahmad ashari.
Dibuka langsung oleh Bupati Ikfina dengan mengucap bismillahirrahmanirrahim. Pelaksanaan sosialisasi yang digelar selama dua hari tersebut, diikuti sedikitnya 600 peserta pada hari pertama dan dihari berikutnya diikuti kurang lebih 400 peserta, yang meliputi dari tenaga pendidik TK, kelompok bermain, Satuan PAUD Sejenis (SPS), serta Pos PAUD.
Bupati Ikfina mengungkapkan, bahwa Pemkab Mojokerto sedang melaksanakan proses pengembangan layanan satuan PAUD di Kabupaten Mojokerto menjadi Pengembangan Anak Usia Dini Holistik Integratif (PAUD-HI).
“Ini betul-betul kita akan tangani dan dijalankan secara serius terkait dengan pengembangan anak usia dini secara holistik integratif,” ucap Ikfina, Selasa (6/12) pagi.
Terkait pengembangan anak, Bupati Ikfina menjelaskan, bagaimana para pendidik dapat memenuhi semua kebutuhan hak anak, sehingga terhindar dari stunting serta kedepannya para siswa yang akan menjadi calon ibu terbebas dari kondisi kekurangan gizi kronis. Dan Ia meyakini, hal tersebut termasuk dalam kriteria sekolah ramah anak.
“Maka layanan Pendidikan Anak Usia Dini ini harus punya Posyandu di sekolahnya masing-masing. Kita sudah siapkan, karena ini merupakan bagian kita untuk melakukan pemenuhan hak anak,” bebernya.
Bupati Ikfina juga mengatakan, dalam melaksanakan Sekolah Ramah Anak untuk satuan layanan PAUD, harus terdapat pelatihan khusus untuk guru dalam mendeteksi tanda-tanda anak yang mengalami pelecehan seksual.
“kalau kita bicara konsep sekolah, ini adalah bagian dari kita menyiapkan generasi yang akan datang, yang berkembang secara utuh secara holistik integratif dan terpenuhi semua kebutuhannya tanpa ada yang tertinggal,” jelasnya.
Bupati Ikfina juga meminta, para pendidik agar dapat mewujudkan PAUD yang berkualitas sekaligus PAUD-HI di seluruh satuan layanan PAUD di kabupaten Mojokerto.
“Karena ini menjadi faktor pendukung utama, bahwa anak betul-betul akan tumbuh berkembang dengan baik kalau semua haknya terpenuhi, dan pemenuhan hak anak adalah menjadi kewajiban dari semua orang tua dan orang dewasa yang ada disekitarnya,” jelasnya.
Selain itu, dalam mengembangkan layanan PAUD-HI yang berkualitas dan sekolah berstatus ramah anak. Ikfina menilai, perlu adanya pendampingan, pengawasan, dan perhatian dari Bunda PAUD dalam melaksanakan peran dan tugasnya untuk mengupayakan agar semua layanan pendidikan PAUD di wilayahnya masing-masing yang berkualitas.
“Ini semuanya harus diupayakan dalam satu keterpaduan, sistematis, simultan dan terintegrasi,” ucapnya.
Orang nomor satu dilingkup Pemerintah Kabupaten Mojokerto juga mengharapkan, para pendidik bisa memperhatikan dan mengupayakan semua kebutuhan anak-anak, baik kebutuhan secara esensial maupun non esensial.
“Sehingga anak-anak kita akan bisa tumbuh dan berkembang dengan baik, dan kemudian mereka akan menjadi sumber daya manusia Indonesia yang sangat berkualitas,” pungkasnya. (gk/maj/may)