Dinas Pendidikan memberikan perhatian pada aspek character building atau pendidikan karakter dalam sistem pendidikan. Karena itu, bidang pendidikan dasar menekankan kepada SD dan SMP untuk memperkuat pendidikan karakter dalam kegiatan intra mapun ekstrakulikuler.
’Saya yakin dengan menerapkan pendidikan karakter, SD dan SMP bisa lebih maju. Pendidikan karakter diyakini dapat membentuk pribadi menjadi manusia sesungguhnya karena menekankan pembelajaran pada nilai-nilai kejujuran, kedisiplinan, kegigihan, peduli, tanggung jawab, rasa percaya diri, dan optimisme,’’ ujar Plt Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Ardi Sepdianto.
Menurutnya, pendidikan karakter sekarang ini mutlak diperlukan bukan hanya di sekolah, tapi juga di rumah dan di lingkungan sosial. Saat ini, pemerintah memang memberikan perhatian khusus pada pendidikan khususnya pendidikan karakter. Oleh sebab itu, Dinas Pendidikan terus mendorong sekolah-sekolah menerapkan pendidikan karakter melalui kegiatan belajar di kelas secara interaktif, mata pelajaran muatan lokal, ekstra kulikuler seperti Pramuka dan Paskibra.
Dinas Pendidikan berusaha membangun mental siswa sejak dini. ’’Ada empat nilai yang diarahkan dalam upaya menerapkan pendidikan karakter yakni kecerdasan, kejujuran, tanggung jawab, dan peduli,’’ katanya.
Kepala Bidang Pendidikan Dasar Dinas pendidikan Kabupaten Mojokerto Mujiati mengatakan, sebagai perwujudan implementasi pengembangan budaya dan nilai karakter bangsa yang diintegrasikan pada pembelajaran, budaya sekolah, dan pengembangan diri yang dikembangkan oleh satuan pendidikan pada peserta didik di lingkungan sekolah dan masyarakat sekitar. Sekolah-sekolah bahkan membuat branding sekolah.
Selain itu, program sekolah ini juga diharapkan dapat meningkatkan budi pekerti peserta didik dan untuk mengembalikan dan membentuk karakter generasi muda yang mampu menerapkan nilai-nilai kebangsaan dalam kehidupan sehari-hari. Karena itu, Dinas Pendidikan senantiasa melakukan terobosan dan inovasi agar implementasi pendidikan karakter dapat berjalan optimal. ’’Kami ingin mengapresiasi para guru dan lembaga pendidikan mulai dari SD hingga SMP yang telah mengembangkan dan mengaplikasikan konsep pendidikan karakter,’’ pungkasnya.
Berbagai program dan terobosan dilaksanakan Sumantri sejak menakhodai SMP Negeri 1 Pungging Kabupaten Mojokerto. Dia pun langsung mengulirkan program Jumat BERTASBIH (Berkah, Takwa, Sehat, Bersih). Berkah artinya kegiatan ber-infaq dan pemberian santunan kepada anak yatim piatu, anak yatim, anak kurang mampu yang berupa uang dan sembako di lingkungan SMPN 1 Pungging dan masyarakat sekitar sekolah.
Kemudian Takwa, kegiatan doa bersama dan istigasah, shalat duha, salat berjamaah duhur. Dan juga peringatan Maulid Nabi, Isra Miraj, Nuzurul Quran, dan Tahun baru Hijriyah. Sehat yakni kegiatan yang di isi dengan jalan santai, senam sehat. Untuk Bersih berupa kegiatan kebersihan lingkungan, penanaman bunga, dan perawatan taman sekolah bagi seluruh warga sekolah. ’’Kalau lingkungan sekolahnya hijau, kelasnya bersih, anak-anak akan belajar dengan nyaman. Sehingga, itu mendukung untuk meningkatkan prestasi akademik,’’ terang Sumantri.
Tak cukup dengan itu, SMPN 1 Pungging juga melakukan terobosan dengan membuat Moto Kerja Guru dalam upaya pencegahan perundungan atau bully, kekerasan seksual, dan intoleran yakni NAUNGI yang artinya Niat beribadah dalam mengajar dan mendidik anak bangsa. Akas dalam menjalakan tugas sebagai tenaga pendidik dan ASN. Ulet atau utun dalam memberikan materi pembelajaran dan memberikan keteladanan.
Ngayomi dalam mengajar yang berikan kenyamanan kepada peserta didik dan memberikan perlindungan kepada semua warga sekolah. Ikhlas, tanpa pamrih dalam melaksanakan tugas mulia segai pendidik untuk mencari rida Allah. ’’Kami sinergikan program ini dengan berbagai pihak termasuk guru dan komite sekolah,’’ tambahnya.
Untuk memperkuat pengenbangan karakter ini, dilakukan sejumlah kegiatan. Antara lain, kegiatan pembiasaan rutin yakni mencuci tangan dan cek suhu badan sebelum masuk kelas. Berdoa dan membaca surat surat pendek sebelum pembelajaran dimulai. Membaca buku cerita 15 menit sebelum pelajaran dimulai setiap dua kali seminggu. Menerapkan 5 S (Senyum, Sapa, Salam, Sopan, Santun). ’’Dengan pembiasaan ini diharapkan dapat mendukung SMPN 1 Pungging sebagai Sekolah Ramah Anak, Sekolah Ramah Lingkungan, Sekolah Ramah Pembelajaran, Sekolah Ramah Pelayanan,’’ pungkasnya.