Bupati Mojokerto Ikfina Fahmawati menghadiri Sarasehan Budaya yang bertema ‘Pengembangan Budaya dan Kearifan Lokal Mojokerto untuk memperkuat Nasionalisme’.
Kegiatan yang berlangsung di Hotel Royal Trawas, Kecamatan Trawas, Kabupaten Mojokerto, (26/6) siang ini, dilaksanakan oleh DPD PDI-P Jawa Timur dalam rangka memperingati bulan Bung Karno.
Dalam sambutannya, Bupati Ikfina menyampaikan, Kabupaten Mojokerto ini sangat kental dengan nilai-nilai budaya dan adat istiadat. Pada saat menjadi kepala daerah pun, ia juga melakukan kegiatan ritual dengan adat istiadat yang ada di masyarakat.
“Ini menunjukkan bahwa keanekaragaman dala. hal adat istiadat budaya, kita dapatkan dalam pengembangan kebudayaan dan akhirnya adalah nasionalisme,” terangnya.
ikfina menilai, Kabupaten Mojokerto sendiri sangat spesial, hal ini lantaran dalam setiap kebijakan yang dibuat oleh kepala Daerah harus memiliki nilai-nilai leluhur. “Ini yang membuat berbeda dengan daerah-daerah lain,” tukasnya.
Ikfina juga mengucapkan terimakasih kepada para pelaku budaya yang hingga saat ini masih getol dalam melestarikan budaya yang dimiliki Kabupaten Mojokerto. Hal itu juga salah upaya menjaga persatuan masyarakat Indonesia.
“Ini sangat istimewa karna juga menjadi bagian yang diberikan kesempatan oleh Allah SWT diberikan kekuatan secara batin untuk menjaga kesatuan persatuan dan keamanan khususnya di kabupaten Mojokerto,” ungkapnya.
Selain itu, Ikfina mengingatkan, jika saat ini banyak terdapat ancaman teroris yang berawal dari intoleransi. Kemudian bereaksi dengan ungkapan-ungkapan yang negatif sesuai dengan keinginannya.
“Ini bisa jadi terus berkembang menjadi radikalisme yang intinya paling merasa benar, dan memaksa orang lain sama dengannya. Sehingga hal itu dapat mengganggu hak asasi manusia,” ucapnya.
Ikfina mengatakan, bahwa Indonesia memiliki lambang negara yakni burung garuda, yang disitu membawa lima pancasila dan mencengkeram Bhineka Tunggal Ika, yaitu suatu warisan budaya yang sangat luar biasa.
“ini bukan diciptakan oleh generasi saat ini akan tetapi warisan para leluhur yang diambil dari kerajaan Majapahit,” katanya.
Ia meyakini masyarakat Kabupaten Mojokerto adalah masyarakat yang bisa menerima perbedaan dan bisa saling menghargai dengan sesama manusia.
“Saya yakin, kalian sangat menghargai perbedaan dan hanya orang-orang bijaksana yang mengajarkan menerima perbedaan. Saya harap kita semua bisa menjadi ujung tombak dalam menanggulangi intoleransi,” pungkasnya.