Ngopi di Kecamatan Sooko, Bupati Mojokerto Anjurkan Karang Taruna Optimalkan Potensi Lapangan Pekerjaan

Pemerintah Kabupaten Mojokerto, kembali mengadakan Ngobrol Pemuda Inovatif (Ngopi) bersama Bupati. Dengan mensasar Karang Taruna (Kartar) tingkat desa sekecamatan Sooko, Program Ngopi kali ini berfokus pada pengoptimalan potensi lapangan kerja, khususnya pada desa-desa di Kecamatan Sooko.

Pada sesi interaktif tersebut, terdapat tiga hal yang menjadi perhatian utama Bupati Mojokerto Ikfina Fahmawati, yang pertama adalah pemanfaatan cagar budaya sebagai sebagai destinasi wisata.

Bupati Ikfina menjelaskan bahwa area disekitar daerah wisata harus harus bisa dimanfaatkan sebagai penunjang ekonomi warga, tentunya dengan beberapa peraturan yang harus ditaati.

“Kita memiliki hak untuk memanfaatkan destinasi wisata yang berupa cagar budaya, pemanfaatannya untuk meningkatkan ekonomi warga sekitar, tapi harus diperhatikan juga jarak dan lokasi usahanya, jangan sampai terlalu dekat dengan obyek wisatanya,” Tuturnya pada Kamis (27/7).

Kecamatan Sooko memang memiliki situs-situs sejarah yang bernilai wisata, seperti situs Watu Ombo dan petilasan Tribuana Tungga Dewi. Karena itulah, Ikfina juga memproyeksikan pandangannya kedepan tentang target pasar dari wisata-wisata budaya di Kabupaten Mojokerto. Menurutnya salah satu target pasar itu adalah dari kalangan pelajar SD dan SMP di Kabupaten Mojokerto. Dengan dana BOS nantinya diharapkan para murid dari dua kalangan diatas bisa berwisata di daerahnya sendiri, karena selain untuk berlibur, mereka juga bisa belajar tentang sejarah di Bumi Majapahit ini.

“Nantinya akan dibuat Perda yang mengatur untuk mewajibkan seluruh anak sekolah agar mengunjungi tempat wisata di Kabupaten Mojokerto, bisa dengan memanfaatkan dana BOS,” Ungkapnya

Selanjutnya, Bupati Mojokerto yang ke 30 itupun menanggapi terkait permasalahan eceng gondok yang kadang menjadi permasalahan di beberapa desa di Sooko. Pada konteks ini, Ikfina beranggapan bahwa sebenarnya eceng gondok bisa bernilai ekonomi dengan mengolahnya menjadi kerajinan.

“Mengolah eceng gondok menjadi kerajinan yang bernilai jual itu sebenarnya cukup mudah, saya sarankan jika menunggu pelatihan (kerajinan eceng gondok) itu lama, bisa belajar di Gedeg, di Desa Jerukseger,” Jelasnya di Pendopo Kecamatan Sooko.

Pembahasan ketiga di program Ngopi malam itu adalah jumlah minat tentang profesi petani yang kian minim, padahal menurut Ikfina lapangan kerja di bidang pertanian, khususnya di Kabupaten Mojokerto masih terbilang banyak, oleh karena itu, Ikfina menganjurkan agar nantinya Sekolah Menengah Kujuruan (SMK) tidak hanya menyediakan jurusan yang bersifat konvensional saja, melainkan harus bersifat adaptif sesuai dengan jumlah lapangan kerjanya, seperti pertanian.

“Faktanya, lapangan kerja yang luas itu ada di bidang pertanian, jadi kita harus menggodok serius dan mengkolaborasikan, termasuk dengan SMK agar jurusannya itu sesuai dengan lapangan pekerjaan yang ada dan luas tadi,” Bebernya.

Program Ngopi Bareng Bupati Mojokerto ini juga menghadirkan beberapa kepala OPD sebagai narasumber interaktif seperti, Kepala Dinas Sosial Kabupaten Mojokerto, Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa, Kepala Dinas Kebudayaan Kepemudaan Olahraga dan Pariwisata, dan Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan. Turut hadir pula Camat Sooko beserta Forkopimca Sooko dan juga para pengurus Karang Taruna ‘Surya Majapahit’ sebagai inisiator giat Ngopi yang ini. (dskm/mjf)

Pedagang Tambah Stok Buah di Tengah Meningkatnya Permintaan Saat Ramadan

Baca juga :