Terus Galakkan Program ‘Gelora Cinta’, Bupati Mojokerto Ajak Ibu dan Anak Jaga Kesehatan

Demi mewujudkan keluarga sejahtera dan senantiasa menjaga kesehatannya, Bupati Mojokerto Ikfina Fahmawati bersama Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, dan Perlindungan Perempuan (DP2KBP2) terus menggalakkan program Gerakan Pola Asuh Orang Tua Cegah Stunting Anak Balita (Gelora Cinta) dan Pusat Pelayanan Keluarga Sejahtera (Satyangatra).

Program ‘Gelora Cinta’ kali ini menyasar ibu balita dan ibu usia subur di Desa Banjartanggul, Kecamatan Pungging, Kabupaten Mojokerto.

Diketahui dalam kegiatan tersebut juga turut dihadiri oleh Kepala DP2KBP2 Kabupaten Mojokerto, jajaran Forkopimca Pungging, Kepala Puskesmas Pungging, Kepala Desa Banjartanggul beserta Ketua Tim Penggerak PKK Banjartanggul.

Dalam arahannya, Bupati Ikfina menjelaskan bahwa balita tidak disarankan untuk mengonsumsi MSG karena akan mempengaruhi indra perasa pada balita.

“Balita tidak boleh mengonsumsi MSG karena biarkan dia merasakan rasa alami terlebih dahulu, biarkan dia menikmati rasa ASI ibunya,” ucapnya di Kantor Desa Banjartanggul pada Rabu, (22/5) pagi.

Selain itu, Bupati Ikfina juga mengatakan, terkait dengan porsi makan pada anak, apabila sudah berusia satu tahun, maka perlu adanya zat pembangun dalam makanannya.

“Setiap kali makan harus ada zat pembangun dari hewani, salah satunya telur, ayam, daging, ikan, atau susu. Jadi kalau anak sudah satu tahun porsi nasinya setengah dari orang dewasa, jadi porsi kita itu 100 gram sekali makan nasinya atau setara 10 sendok makan. Jadi kalau anak diberikan setengahnya 5 sendok makan,” ujarnya.

Bupati yang berprofesi sebagai dokter itu juga mengimbau agar orang tua terutama para ibu dapat membiasakan makan bersama dengan anaknya.

“Biasakan makan bersama kalau anaknya sudah 1 tahun keatas, karena anak ini akan meniru orang tuanya. Jadi kalau mau anaknya benar maka orang tuanya harus benar, jadi orang tua itu menjadi contoh,” tuturnya.

Ia juga mengajak untuk para orang tua agar tidak membiarkan anak-anak terutama dibawah usia 2 tahun terkontaminasi oleh gadget.

“Sebetulnya anak 2 tahun pertama jangan dikenalkan dengan gadget, jadi ibu harus punya nilai tawar atau matikan saja gadgetnya. Jadi kita sebagai orang tua kita harus berhati-hati dengan gadget. Jadi kalau makan, gadget nya disimpan,” ucapnya.

Orang nomor satu di lingkup Pemkab Mojokerto ini juga menyampaikan agar para ibu selalu memperhatikan balitanya agar tidak terjadi stunting, karena hal tersebut akan berdampak pada tingkat kecerdasan pada balita.

“Tapi saya minta tolong, masa balita ini adalah masa yang sangat penting karena otak balita atau manusia itu selesai pembentukannya saat anak berusia 5 tahun, itulah kenapa balita tidak boleh stunting. Karena  kalau balita stunting, ketika dewasa nanti kecerdasannya akan menurun 20% di bawah standar. Maka itu harus diperjuangkan, waktunya yang dimiliki ibu-ibu sampai anak usia 5 tahun, kalau sudah 5 tahun selesai,” pungkasnya. (gk/mjf)

Pedagang Tambah Stok Buah di Tengah Meningkatnya Permintaan Saat Ramadan

Baca juga :