Program Sekolah Penggerak yang diusung Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) sarat akan semangat gotong royong dalam memajukan dunia pendidikan.
Kolaborasi dan kerja sama seluruh ekosistem pendidikan menjadi prasyarat dalam menggapai cita-cita luhur dalam konsep Merdeka Belajar.
Dinas Pendidikan (Dispendik) Kabupaten Mojokerto terbilang berhasil menerapkan program tersebut.
Itu diwujudkan dalam inovasi Praktik Baik Pengangkatan Guru Penggerak (GP) Menjadi Kepala Sekolah (KS).
Kini, 72 persen kepala sekolah di sejumlah satuan pendidikan Kabupaten Mojokerto berasal dari guru penggerak atau calon guru penggerak.
“Dalam inovasi praktik baik pengangkatan guru penggerak menjadi kepala sekolah, kurang lebih ada 116 orang yang sudah menjadi kepala sekolah baik di jenjang SD maupun SMP,” kata Kepala Dispendik Kabupaten Mojokerto Ludfi Ariyono.
Daerah yang Berkomitmen Tinggi dalam Pengangkatan Guru Penggerak menjadi Kepala Sekolah dan Pengawas Sekolah.
Dari capaian ini pula, Kabupaten Mojokerto bakal dijadikan percontohan nasional oleh Kemendikbud. Fokus terbarunya ada di pengangkatan guru penggerak menjadi pengawas sekolah.
“Kami sedang mengajukan pengangkatan guru penggerak menjadi pengawas sekolah sebanyak sepuluh orang yang telah lulus uji kompetensi. Kami yakin, guru penggerak akan mampu menjadi pendamping bagi para kepala sekolah,” tambahnya.
Inovasi Praktik Baik Pengangkatan GP Menjadi KS, lanjut Ludfi, bertujuan memperkuat mutu pendidikan di Kabupaten Mojokerto dan mengakomodasi potensi dan keberhasilan guru penggerak dalam memajukan pendidikan.
Selain itu, melalui program ini pula, diharapkan potensi mereka dalam menggerakkan perubahan positif di dunia pendidikan bisa lebih dimanfaatkan.
“Kepala sekolah yang berasal dari kalangan guru penggerak, diharapkan dapat melanjutkan karya-karya mereka yang telah memberikan dampak signifikan bagi kemajuan pendidikan di sekolahnya,” terangnya.
Diusungnya program Praktik Baik Pengangkatan GP Menjadi KS, karena guru penggerak dinilai lebih kreatif dan inovatif dalam implementasi program Merdeka Belajar dan Kurikulum Merdeka.
Tak hanya itu, guru penggerak lebih menguasai IT dan perkembangan pendidikan masa kini.
“Sehingga itu sangat menguntungkan untuk proses pembelajaran di daerah. Selain mempunyai dampak yang lebih mengena, berkat praktik baik ini pula tenaga pendidik lebih responsif,” beber dia.
Guru penggerak yang masih berada di tahap lokakarya, sambungnya, juga bakal diangkat menjadi kepala sekolah.
Pihaknya optimistis, penerapan Praktik Baik ini bisa membantu implementasi kurikulum merdeka di sekolah.
“Dalam praktik baik ini, dispendik juga terbantu dalam pendampingan RKAS dan Tim BOS. Mereka juga sering terlibat sebagai narasumber dalam komunitas belajar, program percepatan akun belajar.id, program pengelolaan kinerja guru,” pungkasnya.