Pekan Imunisasi Nasional (PIN) Polio putaran pertama di Jawa Timur sudah dimulai pada Senin (15/1/2024). Menurut data Dinas Kesehatan Jatim 1.168.443 anak berusia 0-7 tahun sudah menerima imunisasi novel Oral Polio Vaccine type 2 (nOPV2).
Capaian imunisasi di hari pertama itu baru menjangkau 26,3 persen dari total anak yang berhak mendapat imunisasi polio. Jumlah total anak yang jadi sasaran imunisasi mencapai 4.437.679 anak.
Khofifah Indar Parawansa Gubernur Jatim menyatakan pekan imunisasi polio ini digelar serentak selama dua putaran. Putaran pertama berlangsung selama 15-21 Januari dan putaran kedua pada tanggal 19-25 Februari 2024.
PIN Polio ini dilaksanakan berdasarkan surat dari Menteri Kesehatan RI Nomor: IM.02.03/Menkes/1051/2023 tanggal 29 Desember 2023 perihal Pelaksanaan Sub PIN dalam rangka Penanggulangan KLB Polio cVDPV2.
Khofifah menjelaskan, kegaiatan imunisasi ini wajib dilaksanakan oleh tiga provinsi karena ditemukan kasus lumpuh layu akut (Acute Flaccid Paralysis) atau disebut AFP yang dipicu oleh Virus Polio Tipe Dua.
“Kemenkes RI menyerukan kepada Dinas Kesehatan Provinsi Jateng, Jatim, dan DI Yogyakarta untuk melaksanakan Sub PIN secara serentak mulai 15 Januari 2024,” ucap Khofifah, di Surabaya, seperti yang dikutip dari suarasurabaya.net, Selasa (16/1/2024).
Untuk itu Khofifah mengajak kepada orang tua yang memiliki anak usia 0-7 tahun untuk mengantarkan anaknya ke Pos Imunisasi terdekat baik Posyandu, Puskesmas, PAUD, TK, SD,MI dan sarana layanan Kesehatan lain guna mendapat imunisasi polio.
Gubernur Jatim itu mengatakan, pemberian imunisasi Polio berupa nOPV2 kepada seluruh anak di Jatim usia 0-7 tahun tanpa memandang status imunisasi sebelumnya.
Khofifah menyebut Polio merupakan salah satu penyakit menular yang dapat dicegah dengan imunisasi.
“Jika virus polio masuk ke dalam tubuh anak yang belum mendapatkan imunisasi, maka virus sangat mudah berkembang di dalam saluran pencernaan dan menyerang sistem saraf anak hingga menyebabkan kelumpuhan,” katanya.
Masa Inkubasi Virus Polio sekitar 3-6 hari dan kelumpuhan terjadi dalam waktu 7-21 hari. Gejalanya berupa demam, kelelahan, sakit kepala, muntah, kekakuan di leher dan nyeri di tungkai.
“Jika menemui gejala tersebut, segera periksakan diri ke fasilitas pelayanan kesehatan terdekat,” tegas Khofifah.
Guna mendapatkan hasil efektif dalam pencegahan dan penanggulangan polio di Jatim, Khofifah meminta Dinkes Jatim melakukan koordinasi dengan Dinas Kesehatan kabupaten/kota terhadap respon cepat surveilans penyakit polio.
Kemudian, melakukan kegiatan Hospital Record Review di seluruh RS di 38 kabupaten/kota di Jatim serta melakukan respon cepat surveilans dengan kegiatan survei 200 rumah dan pengambilan spesimen anak sehat di wilayah terdampak.
Hasilnya, terdapat sembilan anak positif VDVP2. Khofifah menyebut kondisi sembilan anak tersebut sehat dan akan diberikan imunisasi Polio pada waktu Sub PIN dan dipantau kesehatannya selama tiga bulan oleh tenaga Puskesmas.
“Kami minta kepada Dinkes Jatim membuat Surat Edaran kepada 38 Dinas Kesehatan Kab/kota di Jatim perihal Pelaksanaan Sub PIN dalam rangka Penanggulangan KLB Polio cVDPV2,” tegasnya. (ssnet/gk/mjf)