Ratu Tisha Wakil Ketua Umum PSSI mengungkapkan, FIFA memberikan pujian atas kinerja Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-17 2023.
FIFA memberikan acungan jempol mulai dari kualitas lapangan tanding dan latihan, hingga pelayanan yang diberikan selama turnamen. Pujian itu berdasarkan hasil laporan tim-tim peserta yang mengikuti Piala Dunia U-17.
Meski demikian, pelaksanaan event itu tidak luput dari catatan dan evaluasi. Ada tiga evaluasi yang diberikan FIFA. Pertama soal perencanaan, ada gap antara perencanaan dan implementasi waktunya sangat mepet.
Kedua perbedaan sistem manajemen di FIFA dan di Indonesia. Terutama di beberapa Kementerian atau lembaga yang tidak sama. Sehingga, monitoringnya dinilai sedikit menyulitkan FIFA.
Ketiga, Indonesia harus berkembang lebih baik, memiliki perubahan dari berbagai sisi penyelenggaraan agar kualitas pertandingan semakin lebih baik. Ada beberapa sektor yang dinilai FIFA bisa ditingkatkan. Seperti di area fan services, security, hingga match operation.
Menanggapi hal tersebut, Kesit Budi Handoyo pengamat sepak bola menyebut secara umum pujian yang disampaikan oleh FIFA untuk Indonesia patut dibanggakan. Sebab, pujian itu sangat positif untuk sepak bola Indonesia.
“Karena menyelenggarakan event sekelas Piala Dunia itu tidak gampang. Apalagi penunjukan Indonesia itu mendadak. Meski kita memang sudah bersiap untuk Piala Dunia U-20,” katanya, seperti yang dilansir dari suarasurabaya.net,Selasa (5/12/2023) pagi.
Menurut jurnalis kawakan itu, secara umum Indonesia harus berbangga diri karena dianggap mampu untuk menyelenggarakan event Piala Dunia U-17 2023. Jika ada kekurangan, itu hanya minor.
“Kita juga bangga karena (Timnas) Indonesia hadir di sana meski tidak lolos dari fase grup. Paling tidak kita hanya sekali kalah dan dua kali imbang.
Kesit menambahkan, secara umum tim peserta juga gembira. Kesan yang mereka sampaikan juga positif, tidak ada yang mengeluh. Keluhan terbesar hanya di masalah cuaca yang dirasakan sebagian peserta. Juga tentang situasi di jalan raya.
“Tapi, hal ini bukan hal terlalu urgent, sebab di negara mana pun selalu ada. Secara umum peserta itu memuji, mereka puas main di Indonesia,” terangnya.