Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Mojokerto menyiapkan seragam batik gratis untuk 27.743 siswa jenjang SD dan SMP. Batik yang dipilih bermotif Sekar Mojo yang indah dan sarat makna. Anggaran yang dialokasikan untuk proyek ini mencapai Rp 3,832 miliar.
Ardi Sepdianto, Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Mojokerto mengatakan, program seragam batik gratis berjalan sejak 2021. Tahun ini untuk ketiga kalinya, pihaknya menyiapkan seragam batik gratis untuk 27.743 siswa jenjang SD dan SMP sederajat.
Dengan rincian 8.708 siswa SD negeri, 8.575 siswa SMP negeri, serta 10.460 siswa SMP swasta. Ketika tahun ajaran baru 2023-2024 nanti, setiap siswa kelas 1 SD negeri menerima 1 stel seragam batik. Begitu pula dengan setiap siswa kelas 7 SMP negeri.
“Untuk SMP swasta, siswa hanya menerima batik atasan saja untuk kelas 7, 8 dan 9. Karena 2 tahun sebelumnya, siswa SMP swasta belum dapat seragam batik gratis,” kata Ardi kepada detikJatim di kantornya, Jalan RA Basuni, Sooko, Kamis (16/3/2023).
Batik untuk seragam gratis tersebut, lanjut Ardi, menggunakan motif Sekar Mojo. Motif tersebut karya seorang guru yang menenangkan lomba desain batik tingkat Kabupaten Mojokerto. Selain cantik dan unik, Batik Sekar Mojo sarat makna.
Sekar adalah kembang, sedangkan Mojo adalah buah yang menjadi cikal bakal nama Kerajaan Majapahit yang ibu kotanya di Kabupaten Mojokerto sejak 1293 masehi. Batik Sekar Mojo menggunakan perpaduan motif Buah Mojo, kembang, ukel sebagai ragam hias Majapahit, lambang Surya Majapahit, serta Candi. Batik ini juga dibubuhi nama Mojokerto dalam Aksara Jawa.
Bagi siswa SD, Batik Sekar Mojo dibuat warna merah dengan setelah celana pendek atau rok yang juga merah. Sedangkan untuk siswa SMP menggunakan Batik Sekar Mojo warna biru dengan bawahan celana panjang atau rok yang juga biru.
“Filosofi batik Sekar Mojo adalah menggambarkan besarnya nama Mojokerto dan Majapahit melalui kearifan budaya lokal agar terus mekar, lestari dan dikenal banyak orang,” terangnya seperti dikutip dari detik.com.
Untuk pengadaan seragam batik gratis tersebut, kata Ardi, pihaknya mengalokasikan anggaran Rp 3,832 miliar. Terdiri dari Rp 1,707 miliar untuk seragam batik siswa SD dan Rp 2,125 miliar untuk belanja batik siswa SMP negeri maupun swasta.
“Nantinya kami bagikan berupa kain. Para kepala sekolah sudah kami beri sosialisasi untuk menyampaikan kepada para orang tua siswa agar tidak salah menjahitkan seragam batik,” jelasnya.
Ardi menjelaskan, pengadaan seragam batik gratis sedang berjalan. Pihaknya menggunakan E Purchasing untuk mencegah keterlambatan. Yakni tata cara belanja barang dan jasa menggunakan sistem katalog elektronik atau E Katalog.
Sebab E Purchasing dinilai lebih cepat dibandingkan lelang. Selain itu, teknik pengadaan tersebut disarankan pada urutan pertama sesuai Perpres nomor 12 tahun 2021 tentang Perubahan Perpres nomor 16 tahun 2018 tentang Pengadaan Barang dan Jasa.
“Targetnya kain batik kami bagikan kepada para siswa Bulan Juni. Sehingga para peserta didik ada waktu menjahitkan seragam sebelum masuk tahun ajaran baru,” tegasnya.
Tahun depan, tambah Ardi, pengadaan seragam gratis bakal ditingkatkan. Minimal seragam batik gratis bisa dinikmati semua siswa kelas 1 SD negeri dan swasta, maupun semua siswa kelas 7 SMP negeri dan swasta.
Sehingga setiap siswa baru jenjang SD dan SMP menerima satu stel seragam batik gratis. Ditambah lagi dengan pengadaan bawahan seragam batik untuk siswa kelas 8 dan 9 SMP yang juga dikerjakan di 2024.
Namun, Ardi mengusulkan agar pengadaan tahun depan juga berupa seragam merah putih, biru putih, serta pramuka untuk siswa SD dan SMP. Jika usulan tersebut diterima, maka tidak ada lagi beban bagi para orang tua untuk membelikan seragam anak mereka.
‘Tujuan saya mengurangi angka putus sekolah. Karena oeh Unicef disebutkan 10.119 anak tidak sekolah (ATS) di Kabupaten Mojokerto. Salah satu penyebabnya tidak mampu membeli seragam,” tandasnya. (dtk/gk/mjf)
Sumber : https://www.detik.com/jatim/berita/d-6623474/disdik-mojokerto-siapkan-seragam-batik-gratis-untuk-27743-siswa