Sepanjang 2022, 32 peristiwa kebakaran terjadi di Kota Mojokerto, hingga sebabkan kerugian material mencapai Rp 1 miliar.Pemicu kebakaran masih didominasi human eror atau aktivitas sembrono. Mulai dari bakar-bakar sampah, hingga arus pendek listrik.
Hal ini terungkap dari data rekapitulasi kejadian kebakaran di Kota Mojokerto yang ditangani UPTD Damkar. Selama ini yang kami tangani memang lebih banyak kebakaran lahan,” kata Kepala UPTD Damkar Kota Mojokerto Joko Suwarno.
Selama Januari hingga Desember ini, total terdapat 32 insiden kebakaran. Sebanyak 15 kejadian diantaranya merupakan kebakaran lahan ilalang, tebu, serta tumpukan sampah.
Lainnya, sebanyak 10 kejadian kebakaran rumah, empat kebakaran ruko dan warung, satu kebakaran kantor, satu kebakaran pipa gas, dan satu kebakaran gardu listrik.
”Menurut dia, mayoritas kebakaran lahan dipicu pembakaran sampah secara sembarangan. Untuk kejadian kebakaran rumah dan tempat usaha, paling banyak disebabkan karena arus pendek listrik.
Kejadian kebakaran dengan kerugian terbesar menimpa tempat praktik mandiri bidan (PMB) di Perumahan Griya Permata Meri Blok A2, Kelurahan Meri, Kecamatan Kranggan, 22 Mei silam. Peristiwa yang diduga dipicu korsleting listrik itu mengakibatkan kerugian hingga Rp 500 juta.
Joko mengungkapkan, kasus kebakaran tahun ini menurun di banding tahun sebelumnya. Tercatat selama 2021 terdapat 47 kebakaran. Kejadian itu mengakibatkan kerugian total mencapai Rp 3,3 miliar.
berkurangnya angka kebakaran menunjukkan masyarakat sekarang semakin waspada, musim penghujan yang datang lebih awal juga membuat potensi kebakaran menurun.
”Yang biasanya musim kemarau sudah hujan sehingga seperti lahan-lahan tebu jadi tidak mudah terbakar lagi,” ia memungkasi.(gk/maja)