Dinas Pendidikan Kabupaten Mojokerto mengapresiasi program Kampus Mengajar yang diselenggarakan Kemendikbud Ristek-RI dengan mengirimkan mahasiswa dari Fakultas Pendidikan untuk mengajar di SMP di Desa Banyulegi, Kecamatan Dawarblandong, Kabupaten Mojokerto.
Ardi Sepdianto, Plt Kepala Dispendik Kabupaten Mojokerto berharap, dengan program Kampus Mengajar dari Kemendikbud Ristek-RI ini, pelajar yang ada di Mojokerto bisa mendapatkan tambahan literasi dari pengajar lainnya. “Ini bagus, siswa bisa mendapatkan tambahan wawasan dan literasi, juga ini membantu lembaga pendidikan yang selama ini kekurangan tenaga pendidik,” ungkapnya
Sementara dalam program Kampus Mengajar di Mojokerto. Seorang mahasiswa semester V Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Fakultas Pendidikan di Universitas Kanjuruhan Malang, Asri Makrifatul Hidayah (20) sejak Agustus lalu, dikirim ke pelosok daerah untuk mengikuti program Kampus Mengajar yang diselenggarakan Kemendikbu Ristek-RI.
Asri mengajar di SMP di Desa Banyulegi, Kecamatan Dawarblandong, Kabupaten Mojokerto dengan kondisi sekolah yang cukup memprihatinkan. Bangunannya sedikit miring, atap gentingnya berlubang. Bahkan, tidak ada lampu penerangan saat kegiatan belajar mengajar digelar.
Selain itu, jumlah muridnya pun sangat sedikit. Dari kelas 7 hingga kelas 9 hanya ada 19 anak. Meski tingkat SMP, siswa-siswi sekolah tersebut ada beberapa yang belum lancar membaca, tulis dan menghitung, terutama di kelas tujuh.
“Ini tantangan bagi saya. Tidak hanya mengajar dengan metode pembelajaran berbasis teknologi untuk membantu proses pembelajaran agar lebih cepat diterima oleh para siswa tapi juga pendekatan khusus pada siswa dengan diskusi dan tanya jawab. Agar ada transformasi materi dua arah dan siswa biar aktif, tak hanya mendengarkan saja, nanti ngantuk,” ujarnya.
Sementara itu, Herma Risyahti, kepala sekolah setempat mengatakan, SMP ini merupakan lembaga sekolah tertua di Kecamatan Dawarblandong. Sebelum ada sekolah negeri dan yang lainya, SMP ini sudah berdiri. Namun seiring berjalannya waktu, dari generasi ke generasi kepengurusan lambat laun jumlah siswa makin berkurang.
“Kalau dulu, ratusan siswa pernah bersekolah di sini. Alumninya juga banyak yang sukses menjadi guru, dosen, pengusaha, hingga pejabat pemerintahan,” tandasnya.(tim/ADV)