Dalam memperingati hari anak nasional, puluhan aktivis yang tergabung dalam Woman Crisis Center (WCC) Mojokerto dan Mahasiswa Mojokerto menggelar aksi damai yang menuntut keberpihakan terhadap perlindungan hak anak.
Terlebih di akhir-akhir ini marak pelecehan seksual dan kekerasan terhadap anak di Kabupaten Mojokerto yang berkedok agama.
Dalam aksi yang digelar di Alun-alun Kota Mojokerto mereka memanfaatkan momentum Hari Anak Nasional yang jatuh setiap tanggal 23 Juli ini untuk mengampanyekan kepedulian terhadap anak. Agenda besar yang mereka usung adalah sorotan kasus kekerasan seksual terhadap anak yang tengah terjadi di Mojokerto.
Yuni Shafera Ketua WCC Mojokerto mengatakan, WWC mendesak aparat penegak hukum untuk menangani kasus kekerasan seksual terhadap anak secara profesional. Polisi harus mengedepankan rasa keadilan, serta kepentingan anak. Dia juga berharap pola penanganannya harus tetap dalam konteks pendekatan ramah anak.
Terlebih, di akhir -akhir ini banyak insiden yang menimpah anak di bawah umur. Berdasarkan data yang terima WWC, hingga April 2022 telah tercatat ada 6 kasus kekerasan dan pelecehan seksual terhadap anak yang telah didampingi.
“Kita menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya terhadap kesigapan pemerintah dan petugas kepolisian dalam penyelesaian kasus anak akhir-akhir ini, ” ucapnya.
Meski, demikian pihaknya juga meminta agar adanya perhatian khusus dari pemerintah dan aparat penegak hukum dalam penanganan kekerasa perempuan dan anak di Mojokerto.
Sebab hingga sampai saat ini masih banyak kasus pelecehan seksual yang menimpah perempuan dan anak yang menjadi PR bersama.
Dia berujar, hingga April 2022 WWC telah mendapatkan adua sebanyak 6 kasus kekerasan yang menimpah perempuan dan anak. Empat diantaranya telah ditangani sementara dua kasus lain masih belum respon.
“Kasusnya kompleks, mulai dari KDRT, kekerasan terhadap perempuan dan anak, pelecehan seksual masih marak terjadi di Mojokerto, untuk jumlah korban diperkirakan mencapai puluhan,” tegasnya.
Dalam kesempatan itu, para pegiat juga mendesak pemerintah agar menyelenggarakan upaya-upaya perlindungan anak secara kongkrit melalui kebijakan maupun regulasi yang berpihak pada anak agar, terlebih saat ini di Mojokerto juga telah mendapatkan apresiasi sebagai kota yang ramah anak.
Selain berorasi, massa aksi juga membentangkan bener dengan tulisan ‘Kita lindungi anak dari kekerasan seksual demi mewujudkan Indonesia maju’. Tak hanya itu puluhan massa aksi juga mengisi aksi dengan teatrikal tetang kekerasan seksual berkedok agama hingga istighosah. (fad/gk)