Guna memberikan acuan dalam penyelenggaraan ekonomi petani serta menumbuhkan dan mengembangkan LKMA di Kabupaten Mojokerto, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Mojokerto melalui Dinas Pertanian (Disperta) menggelar Bimtek Lembaga Keuangan Mikro Agrobisnis (LKM-A), program penyuluhan pertanian pembentukan Badan Usaha Milik Petani (BUMP) tahun 2022
Kegiatan yang berlangsung di Pendopo Graha Maja Tama (GMT), Selasa, (22/6) pagi ini, sekaligus menjadi gambaran kepada LKMA agar bisa menjadi BUMP yang berbadan hukum.
Lkma ini merupakan lembaga keuangan mikro yang ditumbuhkan dari Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) pelaksana Pengembangan Usaha Agribisnis Pedesaan (PUAP) yang ada di kabupaten Mojokerto. PUAP sendiri merupakan kegiatan dari Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perdesaan dari pemerintah pusat.
Sementara, jumlah Gapoktan yang berada di Kabupaten Mojokerto berjumlah 298 Gapoktan, namun yang memperoleh PUAP sejumlah 228 Gapoktan, yang bergulir sejak tahun 2008 hingga 2016. Dari jumlah penerima PUAP tersebut yang LKM-A nya sudah berbadan hukum hanya ada 3 Gapoktan dan 52 masih proses legalitas.
Dalam arahannya, Bupati Mojokerto Ikfina Fahmawati memberikan motivasi kepada para peserta Bimtek. Ia menceritakan sosok Masril Koto, seorang pendiri Bank Petani dalam bentuk LKM-A bernama Prima Tani di Sumatera Barat.
Ikfina menerangkan, Masril Koto sendiri merupakan seorang petani yang merintis LKMA sejak 2002. Berawal dari menarik iuran 100 ribu kepada 150 orang sesama petani, kemudian dana yang terkumpul tersebut dibuat sebagai modal untuk kemudian dikembangkan.
Ide mendirikan Bank petani tersebut, masih Ikfina, karena Masril menilai banyak petani yang sulit mencari pinjaman modal. Hal tersebut lantaran petani kurang mendapat kepercayaan dari bank untuk mendapatkan suntikan, karena mereka pun tak punya jaminan sebagai agunan pinjaman.
Hingga saat ini, Walau tidak tamat SD, Masril Koto berhasil mendirikan kurang lebih 580 LKM-A yang tersebar di Sumatera Barat, yang semuanya memiliki aset mencapai Rp100 miliar.
“Cerita Masril Koto ini harus menjadi motivasi kita bersama. Apalagi Pemerintah membuka program namanya PUAP Rp100 jutaan. Maka berarti kalau pak masril saja berawal dari iuran bisa berkembang lebih dari 300 lembaga keuangan. Kalau yang sudah dikasih pemerintah Rp100 juta ini kalau kemudian tidak berkembang ya sangat disayangkan,” tegasnya.
Lanjut Ikfina, meski masih banyak Gapoktan belum punya LKM-A, Ikfina meminta untuk tetap berusaha mencari solusi untuk kebutuhan petani khususnya pembiayaan.
“Ini tugas dari teman-teman semuanya, jadi nanti Disperta melakukan pendataan dan kemudian m bagaimana mengembangkan LKM-A yang nanti kedepannya betul-betul tujuannya untuk bisa meningkatkan kesejahteraan petani,” terangnya.
Orang nomor satu dilingkup Pemkab Mojokerto ini juga mengingatkan, mengacu perkataan dari presiden Jokowi, bahwa beberapa hal yang harus diwaspadai saat ini adalah pertama krisis pangan, yang kedua adalah krisis energi, ketiga adalah kesulitan untuk peningkatan ekonomi akibat ancaman inflasi. Jika pangan ini mengalami krisis, bahan bakar minyak ini mahal maka berikutnya pasti terjadi inflasi, dan harga barang-barang naik tidak bisa dikendalikan.
“Kita semua disini mempunyai peran yang sangat penting dan luar biasa supaya kita ini jangan sampai mengalami krisis pangan,” ungkapnya.