Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa turut hadir membuka Kongres Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (PERGUNU) ke-III. Agenda Kongres PERGUNU yang ke-III ini digelar di Pondok Pesantren Amanatul Ummah, Desa Kembangbelor, Kecamatan Pacet, Kabupaten Mojokerto.
Dalam pembukaan Kongres III PERGUNU kali ini, kehadiran Gubernur Jatim didampingi Bupati Mojokerto, Ikfina Fahmawati, Wakil Bupati Mojokerto, Muhammad Al-Barra, serta Pengasuh Pondok Pesantren Amanatul Ummah, KH Asep Syaifuddin Chalim, Wakil Sekretaris Jenderal PBNU, Ahmad Muzakki, serta Mustasyar PBNU, As’ad Said Ali.
Dalam sambutannya, Gubernur Khofifah menyampaikan, betapa pentingnya peran seorang guru dalam mendidik para muridnya untuk membentuk Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas dan memiliki daya saing tinggi di era metaverse ini.
“Ketika kita berbicara daya saing, maka hal yang harus digarisbawahi adalah bagaimana membangun kepercayaan diri dari para Guru untuk mampu memberikan guidance, peta profesi, dan langkah-langkah yang harus disiapkan siswa-siswi atau para santri dalam mengejar cita-cita,” ujarnya, Jumat (27/5).
Gubernur Jatim yang juga menjabat sebagai Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) ini menguraikan, salah satu persoalan yang dihadapi adalah kebutuhan jumlah guru antar daerah, antar lembaga, dan antar mata pelajaran yang tidak merata. Disparitas kuantitas dan kualitas menjadi salah satu yang sedang diupayakan dalam rangka penguatan kompetensi.
“Selain itu, di dalam diri seorang guru juga bukan hanya membutuhkan kemuliaan pikiran, sikap, dan perilaku, tapi juga dituntut bisa beradaptasi dengan berbagai percepatan kemajuan zaman,” tandasnya.
Untuk diketahui, kegiatan ini dihadiri oleh 1.094 peserta dari 34 Pengurus Wilayah (Provinsi) dan 512 Pengurus Cabang (Kabupaten/Kota) seluruh Indonesia.
Kongres PERGUNU kali ini mengangkat tema “Guru Mulia Membangun Peradaban Dunia”. Rangkaian kegiatan berlangsung selama 4 (empat) hari, mulai hari Kamis 26 Mei 2022 hingga Minggu 29 Mei 2022 yang meliputi bazar, pengajian, sarasehan, gebyar sholawat, bedah buku, dan sidang pleno 1-4. Kesemuanya berlangsung secara tatap muka dengan tetap mematuhi protokol kesehatan. (khl/may/maja)