Kasus terbaru penyakit mulut dan kuku (PMK) di Kabupaten Mojokarto terus bertambah. Per hari ini Sabtu (14/05/2022) tercatat 1098 hewan ternak sapi yang terpapar.
Berdasarkan data Bidang Kesehatan Hewan Dinas Pertanian Kabupaten Mojokerto, per hari ini Sabtu (14/05/2022) terdapat 22 kasus hewan ternak sapi yang terpapar PMK jika dibandingkan pada hari Jumat(13/04/2022) yang sudah mencapai angka 1.076 sapi.
Bukan hanya itu, dari 1098 kasus hewan ternak sapi yang terkana PMK setidaknya sudah ada 18 sapi mati dari populasi 19.542 ekor sapi yang tersebar di 92 desa, 18 Kecamatan yang terpapar penyakit PMK.
Drh, Nurul Hidayah selaku Tim Dokter Kesehatan Masyarakat Veteriner Bidang Kesehatan Hewan Diperta Kabupaten Mojokerto mengatakan, selain kasus penyakit PMK terhadap hewan ternak sapi terus bertambah, juga turut diimbangi dengan angka kesembuhan.
“Angka kesembuhan mengalami peningkatan kini berjumlah 178 ekor ternak sapi yang sembuh setelah diberi obat suntikan antibiotik dan vitamin,” terangnya Sabtu (14/05/2022).
Nurul menyebut pihaknya telah berupaya maksimal dalam menekan penyebaran virus melalui Tim Kesehatan Hewan Diperta Kabupaten Mojokerto dengan cara
pengobatan, sosialisasi, sekaligus penutupan sementara pasar hewan selama wabah penyakit PMK.
Selain itu, penyemprotan desinfektan dilakukan secara masif di kandang ternak sapi milik warga dan pasar hewan selama tidak beroperasi.
“Kita selain pelayanan kesehatan setiap hari tim dari Dinas pertanian juga melaksanakan sosialisasi ke peternak di desa-desa dan sudah kita laksanakan,” terangnya.
Terpenting, ternak sapi yang terpapar penyakit PMK harus di karantina dan dijauhkan dari kandang agar tidak menular ke sapi yang kondisinya sehat.
“Daya dahan virus di kandang yang lembab dan kotor sekitar 60 hari. Sedangkan, inkubasi masuknya virus hingga menimbulkan gejala dalam tubuh sapi sekitar 1-12 hari itupun tergantung kondisi ternak,” tandasnya. (gk/mjf)