Percepat Penurunan Stunting, Bupati Mojokerto Bina Tim Pendamping Keluarga Kecamatan Kutorejo

Ikfina Fahmawati Bupati Mojokerto terus  berupaya dalam menurunkan kasus stunting di wilayahnya. Salah satunya, dengan melakukan pembinaan Tim Pendamping Keluarga (TPK) untuk membantu program penurunan angka stunting tersebut.

Diikuti sedikitnya 170 peserta yang meliputi TPK dan TP PKK se-Kecamatan Kutorejo. Acara pembinaan tersebut juga turut dihadiri Forkopimca Kutorejo, Kepala Puskesmas Pesanggrahan, Kepala Desa se-Kecamatan Kutorejo, dan Ketua Penggerak PKK dan TPK Kecamatan Kutorejo.

Dalam arahannya, Bupati Ikfina mengungkapkan, bahwa dalam menyukseskan percepatan penurunan stunting di Bumi Majapahit, maka TPK harus melakukan pemantauan dari calon pengantin (catin) hingga baduta.

“Ibu ibu yang harus anda pantau dan anda dampingi ini siapa saja, calon pengantin (canting), ibu hamil (bumil), ibu nifas, bayi dibawah dua tahun (baduta). Bayi diawasi hanya sampai usia dua tahun, kenapa hanya dua tahun? Karena periode emasnya itu sampai usia dua tahun, hanya saja fakta menunjukkan ternyata diatas dua tahun itu yang jatuh dalam kondisi stunting itu banyak,” ujar Bupati Ikfina, di Pendopo Kecamatan Kutorejo, pada Rabu, (28/2) siang.

Selain itu, Bupati Ikfina juga menjelaskan, TPK harus memonitoring terhadap ibu-ibu hamil yang mengalami Kurang Energi Kronis (KEK) dan Risiko Tinggi (Risti). karena dua hal tersebut sangat berisiko ibu melahirkan bayi stunting.

“Total Bumil se-Kecamatan Kutorejo itu 862, yang Kurang Energi Kronis (KEK) 83, yang Risiko Tinggi (Risti) 267. Beda ya KEK sama Risti. Jadi kalau KEK itu dilihat dari status gizinya. Ibu hamil mengalami Risti karena salah satu indikatornya adalah tinggi badannya kurang dari 145 cm, kalau ibunya kecil pinggulnya juga sempit. Belum tentu ibu ibu yang Risti itu mengalami KEK. Yang Risti dan KEK ini perlu dipantau karena kemungkinan akan mengalami stunting bayinya,” jelasnya.

Lebih lanjut, bupati Ikfina juga mengimbau, agar TPK juga melakukan pemantauan terhadap perkembangan bayi baru lahir hingga balita, agar bayi tersebut terhindar terjadinya stunting.

“Karena nanti anda bisa memonitor dari pertambahan berat badannya, pertumbuhannya, kalau kemudian bayi itu ditimbang. Kalau belum ditimbang tidak akan mengerti. Karena belum tentu bayi yang gemuk itu tidak stunting,” tuturnya.

Diakhir arahannya, orang nomor satu dilingkup Pemkab Mojokerto juga berpesan, agar bisa menyukseskan percepatan penurunan stunting, maka TPK harus bisa memastikan kecukupan gizi pada ibu dan bayi yang ada di wilayah masing-masing.

“Terakhir saya pesan, supaya tidak stunting dan supaya berat badannya naik sesuai grafik adalah satu adalah bagaimana kecukupan gizi, dan kedua adalah bagaimana imunisasi lengkap disertai dengan menjaga kebersihan supaya tidak berulang kali sakit,” pungkasnya. (dskm/gk/mjf)

Pedagang Tambah Stok Buah di Tengah Meningkatnya Permintaan Saat Ramadan

Baca juga :